Penggunaan Filler Tanah (Silt) sebagai Perencanaan Campuran Aspal Beton AC-WC

Published: Feb 14, 2023

Abstract:

The population growth of Batam City is very rapid, resulting in an increase in the mobility of residents who pass through the highway. Asphalt concrete as a bitumen material consisting of continuous graded aggregates can be used for road construction. The strength of the concrete asphalt lies on the interlocking aggregate grains and a small filler as mortar. The filler material used in this study was of the type of soil (silt) which was limited to a maximum of 2%.

Purpose: The purpose of this study was to examine the use of soil filler (silt) as the ac-wc asphalt concrete mixture plan.

Methodology: Material tests using the American Standard for Testing and Materials (ASTM 1984) test method. Other test methods used are AASHTO, British Standard and SNI.

Results: From the tests, it has been concluded that the planning of a mixture of asphalt concrete with soil filler obtained the aggregate combination results of 31.55% for the coarse aggregate fraction, 55.87% for the fine aggregate fraction and 6.88% for the filler fraction. As for the specific gravity of each fraction, the results were 2.632 grams/cm³ for coarse aggregates, 2.615 grams/cm³ for fine aggregates, 2.510 grams/cm³ for rock ash aggregates, and 2.316 grams/cm³ for soil fillers. All inspections have met the specification standards of SNI, AASHTO, and ASTM, so that the planning of asphalt concrete with soil filler can be used for asphalt concrete pavement layers.

Keywords:
1. Ac-Wc Concrete Asphalt
2. Filler
3. Soil (silt)
Authors:
1 . Josua Robert Yando
2 . Panusunan Panusunan
3 . Fauzan Fauzan
How to Cite
Yando, J. R., Panusunan, P., & Fauzan, F. (2023). Penggunaan Filler Tanah (Silt) sebagai Perencanaan Campuran Aspal Beton AC-WC . Jurnal Teknologi Riset Terapan, 1(1), 19–24. https://doi.org/10.35912/jatra.v1i1.1873

Downloads

Download data is not yet available.
Issue & Section
References

    AASHTO. (1990). Standard Specifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing. "Specifications". Fifteenth Edition. Washington, D.C.

    Afero, D., Rosalia, F., & Budiono, P. (2022). Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) dalam Perspektif Desentraslisasi Pembangunan. Jurnal Studi Pemerintahan dan Akuntabilitas, 1(2), 151-159.

    Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya.

    Departemen Pekerjaan Umum. (1999). Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak Jakarta: PT. Mediatama Saptakarya (PT. Medisa).

    Direktorat Jenderal Bina Marga. (1981). Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston).

    Direktorat Jenderal Bina Marga. (2010), Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 divisi 6 Perkerasan Aspal.

    Okta Saputra, M. D., & R. Tekir, Podang. (2009). Perencanaan Campuran Aspal Beton Dengan Menggunakan Filler Tanah (silt). Semarang: Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Diambil dari: https://www.undip.ac.id. (26 maret 2016)

    Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi-6, (Seksi 6.3). (2010). Diambil dari: https://www.scribd.com/doc/52889551/Spesifikasi-Umum-Bina-Marga-Divisi-6-2010-Perkerasan-Aspal.

    Sudarsono, D.U. (1993). Rencana Campuran (Mix Design). Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

    Sukirman, Silvia. (2003). Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: Granit

    Tuhana, A. S. M., & Daerobi, A. (2022). Evaluasi Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik, 1(1), 25-43.

    Wahyudi, H., & Zapita, J. (2022). Efek Infrastruktur Jalan, Listrik, PMDN (Penanaman Modal dalam Negeri) bagi Pertumbuhan PDRB di Pulau Sumatera. Jurnal Studi Pemerintahan dan Akuntabilitas, 1(2), 139-149.

  1. AASHTO. (1990). Standard Specifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing. "Specifications". Fifteenth Edition. Washington, D.C.
  2. Afero, D., Rosalia, F., & Budiono, P. (2022). Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) dalam Perspektif Desentraslisasi Pembangunan. Jurnal Studi Pemerintahan dan Akuntabilitas, 1(2), 151-159.
  3. Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya.
  4. Departemen Pekerjaan Umum. (1999). Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak Jakarta: PT. Mediatama Saptakarya (PT. Medisa).
  5. Direktorat Jenderal Bina Marga. (1981). Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston).
  6. Direktorat Jenderal Bina Marga. (2010), Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 divisi 6 Perkerasan Aspal.
  7. Okta Saputra, M. D., & R. Tekir, Podang. (2009). Perencanaan Campuran Aspal Beton Dengan Menggunakan Filler Tanah (silt). Semarang: Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Diambil dari: https://www.undip.ac.id. (26 maret 2016)
  8. Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi-6, (Seksi 6.3). (2010). Diambil dari: https://www.scribd.com/doc/52889551/Spesifikasi-Umum-Bina-Marga-Divisi-6-2010-Perkerasan-Aspal.
  9. Sudarsono, D.U. (1993). Rencana Campuran (Mix Design). Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
  10. Sukirman, Silvia. (2003). Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: Granit
  11. Tuhana, A. S. M., & Daerobi, A. (2022). Evaluasi Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik, 1(1), 25-43.
  12. Wahyudi, H., & Zapita, J. (2022). Efek Infrastruktur Jalan, Listrik, PMDN (Penanaman Modal dalam Negeri) bagi Pertumbuhan PDRB di Pulau Sumatera. Jurnal Studi Pemerintahan dan Akuntabilitas, 1(2), 139-149.